Ragam Penelitian Pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Jenis Penelitian Berdasarkan Tujuan
1.
Penelitian
eksploratif
Penelitian eksplorasi adalah jenis penelitian yang didasarkan untuk
menemukan ilmu (pendidikan) dan masalah-masalah yang ditemukan melalui
penelitian pendidikan dan masalah-masalah yang ditemukan melalui penelitian
pendidikan benar-benar baru dan belum pernah diketahui sebelumnya.
Penelitian eksplorasi Bertujuan untuk mengungkap secara luas dan
mendalam tentang sebab-sebab dan hal-hal yang mempengaruhi terjadinya sesuatu.
Penelitian ini bertujuan untuk mencari ubungan-hubungan baru yang terdapat pada
suatu permasalahan yang luas dan kompleks.[1]
2.
Penelitian
pengembangan
Penelitian pengembangan adalah jenis
penelitian yang dilaksanakan untuk mengembangkan ilmu (pendidikan) yang telah
ada. Penelitian dilakukan untuk mengembangkan, memperdalam, atau memperluas
ilmu (pendidikan) yang telah ada.
Penelitian pengembangan bertujuan
untuk menemukan dan mengembangkan suatu prototipe baru yang sudah ada dalam
rangka penyempurnaan dan pengembangan sehingga diperoleh hasil yang lebih
produktif, efektif, dan efisien.
3.
Penelitian
verifikatif
Penelitian verifikasi adalah
penelitian yang dilaksanakan untuk menguji kebenaran ilmu-ilmu (pendidikan)
yang telah ada baik berupa konsep, prinsip, prosedur, dalil maupun praktik
pendidikan itu sendiri.data penelitian yang diperoleh digunakan untuk
membuktikan adanya keraguan terhadap informasi atau masalah-masalah ilmu
pendidikan. Penelitian verifikatif bertujuan untuk mengecek kebenaran hasil
penelitian yang dilakukan terdahulu/sebelumnya.
4.
Penelitian
kebijakan
Penelitian kebijakan adalah penelitian yang dilakukan suatu
institusi/lembaga dengan tujuan untuk membuat langkah-lamngkah antisipasi guna
mengatasi permasalahan yang mungkin timbul di kemudian hari[2].
Jika dilihat dari tujuannya, penelitian itu dibedakan atas dua
macam penelitian:
1.
Penelitian dasar atau disebut juga penelitian
murni. Penelitian ini betujuan untuk menemukan generalisasi atau keumuman dan
berusaha menemukan dalil-dalil atau teori-teori yang berlaku secara umum.
2.
Penelitian
terapan bertujuan untuk memperoleh penemuan-penemuan yang berkenaan dengan
aplikasi/penerapan teori-teori tertentu. Jadi, bersifat praktis, diperlukan
dalam rangka perbaikan atau penyempurnaan suatu produk atau proses tertentu,
dengan menguji suatu konsep teoritis tertentu dalam menghadapi masalah nyata
pada suatu situasi tertentu.[3]
Ciri-ciri
penelitian terapan :
1)
Penelitian
terapan merupakan kegiatan ilmuah. Cirri-ciri ini menekankan bahwa penelitian
terapan adalah kegiatan untuk melakukan kebenaran yang objektif.
2)
Penelitian
terapan memerlukan penggunaan metode yang tepat/relevan.
3)
Penelitian
terapan perlu menggunakan teori-teori dan pengalaman yang bersifat terpakai
(applied).
4)
Data
yang dikumpulkan harus lengkap dan objektif.
5)
Penelitian
terapan tidak cukup hanya menyajikan data, tetapi harus disertai juga dengan
pengolahan data, baik secara kuantitatif maupun kualitatif.
6)
Penelitian
terapan perlu dilaporkan secara jelas dan sistematis, dengan mengikuti pola
berpikir ilmiah yang objektif, rasional dan dapat dipertanggungjawabkan.
7)
Penelitian
terapan memfokuskan masalahnya pada gejala alam atau gejala social yang
memiliki berbagai kekurangan atau kelemahan.[4]
2.2 Jenis Penelitian Berdasarkan Pendekatan
1.
Penelitian longitudinal (Bujur)
Penelitian yang pengumpulan datanya
dilakukan melalui proses dan waktu yang lama terhadap sekelompok subjek
penelitian tertentu dan diamati/diukur terus menerus mengikuti masa
perkembangannya (menembak beberapa kali terhadap kasus yang sama).
Studi ini mempelajari pertumbuhan,
perkembangan, dan perubahan individu yang sama, perkembangan yang berbeda dalam
waktu yang cukup lama (jangka panjang).
2.
Penelitian
Cross-sectional (silang)
Penelitian yang pengumpulan datanya
dilakukan melalui proses kompromi terhadap beberapa kelompok subjek penelitian
dan diamati/diukur satu kali untuk tiap kelompok subjek penelitian tersebut
sebagai wakil perkembangan subjek (menembak satu kali terhadap satu kasus)
Studi ini mempelajari pertumbuhan, perkembangan, dan perubahan individu yang
sama, perkembangan yang berbeda dalam waktu yang cukup singkat. [5].
Dilihat dari bidang ilmi yang diteliti maka penelitian dibedakan menjadi
dua, yaitu:
1. Penelitian Esakta
Penelitian esakta lebih mengutamakan data diri dari hasil-hasil
eksperimen. Penelitian ini sebagian besar dilakukan dengan perhitungan dan
analisis kuantitatif. Dapat diadakan kapan saja, dan bila di tes lagi, peluang
terjadinya persamaan lebih besar. Dengan kata lain, generalisasikan dapat
diterapkan pada penelitian lain, sejauh variabelnya sama. Penelitian esakta
contohnya seperti pada bidang ilmu biologi,
kimia,fisika,kedokteran,astronomi,geologi,geografi.
2. Penelitian Non Esakta
Sedangkan penelitian non esakta lebih menekankan pola-pola hubungan dan
tatanan dalam masyarakat. Pengolahan data menggunakan analisis kualitatif sulitdi
generalisasikan meskipun variabel-variabelnya sama. Penelitian non esakta
dibagi menjadi beberapa bidang ilmu diantaranya ilmu agama, sejarah, antropologi,
sosiologi, pendidikan, psikologi, filsafat.
2.4
Penelitian Berdasarkan Tempatnya
1.
Penelitian
laboratorium
Penelitian laboratorium, dilakukan dalam suatu tempat khusus untuk
mengadakan studi ilmiah dan kerja ilmiah. Tujuan dari penelitian laboratorium
untuk ilmu pengetahuan social, ialah untuk mengumpulkan data mengadakan
analisa, mengadakan tesi serta memberikan interpretasi terhadap sejumlah data,
sehingga orang bias meramalkan kecenderungan gerak dari satu gejala social
dalam suatu masyarakat tertentu.[6]
2.
Penelitian
perpustakaan
Penelitian perpustakaan, bertujuan untuk mengumpulkan data dan
informasi dengan bantuan bermacam-macam material yang terdapat diruangan
perpustakaan, seperti buku-buku, majalah, dokumen, catatan dan kisah-kisah
sejarah dan lainnya, studi dokumentasi (Analisis isi buku, penelitian historis,
dll).
3.
Penelitian
kancah / lapangan
Penelitian lapangan, dilakukan dalam kehidupan yang sebenarnya.
Misalnya penelitian tentang kehidupan para pengemudi becak, harga barang
dipasaran, masalah kenakalan remaja dan sebagainya[7].
2.5 Penelitian Variabel
Variabel adalah hal-hal yang menjadi objek penelitian yang nilainya belum spesifik (bervariasi). Penelitian variabel adalah sebagai berikut:
1.
Penelitian
deskriptif
Penelitian yang dilakukan terhadap variabel yang data-datanya sudah
ada tanpa proses manipulasi (data masalalu dan sekarang). Penelitian deskriptif
merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai
suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat
penelitian dilakukan. Penelitian deskriptif tidak memerlukan administrasi atau
pengontrolan terhadap sesuatu perlakuan. Selain itu penelitian tersebut tidak
dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan “apa
adanya” tentang sesuatu variabel, gejala atau keadaan. Memang ada kalanya dalam
penelitian ingin juga membuktikan dugaan tetapi tidak terlalu lazim. Yang umum
adalah bahwa penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis.[8]
Contoh dari penelitian tersebut adalah seorang peneliti mengamati
bahwa di kelurahan tempat mereka tinggal terdapat banyak sekali anak-anak kecil
berjualan di terminal bus dan di stasiun. Peneliti yang kebetulan seorang guru
bertanya dalam hati kapan anak-anak ini sekolah karena menurut perkiraannya
mereka masih dalam usia sekolah dasar. Di dalam benak guru peneliti ini banyak
berfikir beberapa pertanyaan mengenai nasib anak-anak kecil yang disangka
terpaksa berjualan seperti itu. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif
karena tidak bermaksud untuk menguji hipotesis tetapi hanya ingin mengetahui
keadaan tentang anak-anak kecil yang berjualan tersebut.[9]
2.
Penelitian
eksperimen
Penelitian yang dilakukan terhadap variabel yang data-datanya belum
ada sehingga perlu dilakukan proses manipulasi melalui pemberian treatment/
perlakuan tertentu terhadap subjek penelitian yang kemudian diamati /diukur
dampaknya (data yang akan datang)[10].
Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk
mengetahui ada tidaknya akibat dari “sesuatu” yang dikenakan pada subjek
selidik. Dengan kata lain penelitian eksperimen mencoba meneliti ada tidaknya
hubungan sebab akibat dengan cara membandingkan satu atau lebih kelompok
eksperimen yang diberi perlakuan dengan satu atau lebih kelompok eksperimen
yang diberi perlakuan dengan satu atau lebih kelompok pembanding yang tidak
memiliki perlakuan. Contohnya yaitu peneliti ingin melihat akibat (efek) dari
penggunaan metode pemberian tugas untuk pelajaran sejarah di kelas II/A SMP.
Dalam hal ini peneliti menentukan kelas II/B yang tidak diberi tugas sebagai
kelompok pembanding. Pada akhir semester, prestasi sejarah anak-anak dikedua
kelas tersebut dibandingkan. Kalau ada perbedaan prestasi dari kelompok itu
diperkirakan sebagai akibat dari pemberian tugas.[11]
Dalam bidang fisika, peneliti-peneliti dapat menggunakan desain
eksperimen, karena variabel-variabel dapat dipilih dan variabel-variabel lain
dapat mempengaruhi proses eksperimen itu dapat dikontrol secara ketat.
Sedangkan dalam bidang sosial khususnya pendidikan, desain eksperimen yang
digunakan untuk penelitian akan sulit mendapatkan hasil yang akurat, karena
banyak variabel luar yang berpengaruh dan sulit mengkontrolnya.[12]
3.
Penelitian
Historis
Penelitian historis adalah kegiatan penelitian yang dilakukan
secara sistematis untuk menginterprestasikan masa lampau. Walaupun data yang
dianalisis sudah lewat namun hasilnya dapat dimanfaatkan untuk memprediksi
kejadian sekarang. Sebagai sumber data bagi penelitian historis yaitu
bahan-bahan rekaman yang dapat diklasifikasikan menjadi empat yaitu dokumen,
rekaman kuantitatif, rekaman oral dan peninggalan-peninggalan. Penelitian
historis menitikberatkan kegiatannya pada upaya menelaah dokumen hasil rekaman
para ahli dari berbagai bidang seperti ahli jurnalistik, ahli hukum, dan
lain-lain yang kadang-kadang bidang keahlian dan profesinya tidak dipahami oleh
sejarawan.[13]
Contoh
dari penelitian historis yaitu ketika seorang peneliti meneliti penyelenggaraan
program pendidikan keterampilan yang dijadikan bagian dari program disekolah
menengah atas sebagai jalur khusus menurut pengalaman memang tidak tepat. Pada
waktu itu program keterampilan dimaksud dikenal dengan stream (jalur)
vokasional dalam sekolah pembangunan yang dilaksanakan tahun 1973. Pelaksanaan
program tersebut mengalami banyak hambatan dan berakhir dengan kesimpulan yang
agak mengecewakan karena dapat dikatakan mengalami kegagalan.
2.6 Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif
Penelitian kuantitafif
adalah penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk
meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada
umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian
dan analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji
hipoteseis yang telah ditetapkan. Filsafat positivisme memandang gejala /
fenomena itu dapat diklasifikasikan, relatif tetap, konkrit, teramati, terukur,
dan hubungan gejala bersifat sebab akibat.
Proses penelitian bersifat deduktif, dimana untuk menjawab rumusan
masalah digunakan konsep atau teori sehingga dapat dirumuskan hipotesis.
Hipotesis tersebut selanjutnya diuji melalui pengumpulan data lapangan. Untuk
mengumpulkan data digunakan instrumen penelitian. Data yang telah terkumpul
selanjutnya dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan statistik
deskriptif sehingga dapat disimpulkan hipotesis yang dirumuskan terbukti atau
tidak. Kesimpulan hasil penelitian kuantitatif dapat digenaralisasikan pada
populasi di mana sampel tersebut diambil.[14]
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang berlandaskan pada
filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek alamiah,
dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data
dilakukan secara purposive dan snowbaal, teknik pengumpulan
dengan gabungan, dan analisis data bersifat induktif/ kualitatif, dan hasil
penelitiannya lebih menekankan makna dari pada generalisasi. Filsafat
postpositivisme memandang realitas sosial sebagai sesuatu yang holistik/utuh,
kompleks, dinamis, penuh makna, dan hubungan gejala bersifat interaktif.
Penelitian kualitatif dilakukan pada obyek yang alamiah. Obyek yang
alamiah adalah obyek yang berkembang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh
peneliti. Dan instrumennya adalah peneliti itu sendiri, oleh karena itu
peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas, sehingga mampu
bertanya, menganalisis, memotret dan mengkontruksi situasi sosial yang diteliti
menjadi lebih jelas dan bermakna. Metode kualitatif digunakan untuk mendapatkan
data yang mendalam, suatu data yang mengandung makna. Makna adalah data yang
sebenarnya, data pasti yang merupakan suatu nilai di balik data yang tampak.
Oleh karena itu dalam penelitian kualitatif tidak menekankan pada generalisasi,
tetapi lebih menekankan makna. [15]
Berikut tabel yang menyajikan perbedaan antara karakteristik
penelitian kuantitatif dan kualitatif:[16]
No.
|
Metode Kuantitatif
|
Metode Kualitatif
|
1.
|
Desain
a.
spesifik,
jelas, rinci.
b.
ditemukan
secara mantap sejak awal.
c.
menjadi
pegangan langkah demi langkah.
|
Desain
a.
Umum.
b.
Fleksibel.
c.
Berkembang,
dan muncul dalam proses penelitian.
|
2.
|
Tujuan
a.
Menunjukkan
hubungan antar variabel.
b.
Menguji
teori.
c.
Mencari
generalisasi yang mempunyai nilai prediktif.
|
Tujuan
a.
Menemukan
pola hubungan yang bersifat interaktif.
b.
Menemukan
teori.
c.
Menggambarkan
realitas yang kompleks.
d.
Memperoleh
pemahaman makna.
|
3.
|
Teknik Pengumpulan data
a.
Kuesioner.
b.
Observasi
dan wawancara terstruktur.
|
Teknik Pengumpulan Data
a.
Participant observation.
b.
In depth interview.
c.
Dokumentasi
d.
Tringulasi.
|
4.
|
Instrumen penelitian
a.
Test,
angkat, wawancara terstruktur.
b.
Instrumen
yang telah terstandar.
|
Instrumen Penelitian
a.
Peneliti
sebagai instrumen.
b.
Buku
catatan, tape recorder, camera dll.
|
5.
|
Data
a.
Kuantitatif.
b.
Hasil
pengukuran variabel yang dioperasionalkan dengan menggunakan instrumen.
|
Data
a.
Kualitatif.
b.
Dokumen
pribadi, catatan lapangan, ucapan dan tindakan responden, dokumen, dll.
|
6.
|
Sampel
a.
Besar,
Represenntatif.
b.
Sedapat
mungkin random.
c.
Ditentukan
sejak awal.
|
Sampel
a.
Kecil,
tidak representif.
b.
Purposive, snowball.
c.
Berkembang
selama proses penelitian.
|
7.
|
Analisis
a.
Setelah
selesai pengumpulan data, deduktif.
b.
Menggunakan
statstik untuk menguji hipotesis.
|
Analisis
a.
Terus
menerus sejak awal sampai akhir penelitian, induktif.
b.
Mencari
pola, model, tema dan teori.
|
8.
|
Hubungan dengan Responden
a.
Dibuat
berjarak, bahkan sering tanpa kontak supaya obyektif.
b.
Kedudukan
peneliti lebih tinggi dari pada responden.
c.
Jangka
pendek sampai hipotesis dapat dibuktikan.
|
Hubungan dengan Responden
a.
Empati.
Akrab supaya memperoleh pemahaman yang mendalam.
b.
Kedudukan
sama bahkan sebagai guru, konsultan.
c.
Jangka
lama, samapai datanya jenuh, dapat ditemukan hipotesis dan teori.
|
9.
|
Usulan Desain
a.
Luas
dan rinci.
b.
Literatur
yang berhubungan dengan masalah dan variabel yang diteliti.
c.
Prosedur
yang spesifik dan rinci langkah-langkahnya.
d.
Masalah
dirumuskan dengan spesifik dan jelas.
e.
Hipotesi
dirumuskan dengan jelas.
f.
Ditulis
secara rinci dan jelas sebelum terjun ke lapangan.
|
Usulan Desain
a.
Singkat,
umum bersifat sementara.
b.
Literatur
yang digunakan bersifat sementara, tidak menjadi pegangan utama.
c.
Prosedur
bersifat umum, seperti akan merencanakan piknik.
d.
Masalah
bersifat sementara dan akan ditemukan setelah studi pendahuluan.
e.
Tidak
dirumuskan hipotesis, karean justru akan menemukan hipotesis.
f.
Fokus
penelitian ditetapkan setelah diperoleh data awal dari lapangan.
|
10.
|
Kapan Penelitian dianggap selesai?
Setelah semua kegiatan yang direncanakan dapat diselesaikan.
|
Kapan Penelitian dianggap selesai?
Setelah tidak ada data yang dianggap baru/jenuh.
|
11.
|
Kepercayaan thd hasil penelitian
Pengujian validitas dan realiabilitas instrumen.
|
Kepercayaan thd hasil penelitian
Pengujian kreabilitas, depenabilitas, proses dan hasil
penelitian.
|
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jadi
jenis-jenis penelitian dapat di bagi menjadi 6 penelitian yaitu, dapat di tinjau
dari tujuannya. Dalam tuj uannya penelitian dirinci lagi diantaranya penelitian
eksploratif, penelitian perkembangan, penelitian verifikatif. Penelitian
sitinjau dari pendekatan diantaranya pendekatan longiduginal dan pendekatan
cross sectional. Penelitian ditinjau dari bidang ilmu. Penelitian ditinjau dari
tempatnya yaitu, di sekolah, keluarga, masyarakat, pabrik, dan lain-lain.
Penelitian ditinjau dari variabel, penelitian variabel masalalu, masa sekarang
dan masa yang akan datang. Kemudian penelitian kuantitatif adalah penelitian
yang dituntut menggunakan angka-angka sedangkan penelitian kualitatif adalah
penelitian yang seringkali digunakan dalam penelitian ilmu sosial.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto ,Suharsimi.1995.Manajemen Penelitian. PT. Rineka
Cipta: Jakarta
Hadari Nawawi dan Mimi martini.2005. Penelitian Terapan . cet. 3. Gadjah Mada
University Press: Yogyakarta.
Kurniawan ,Benny .2012. Metodologi Penelitian. Jelajah Nusa:
Tanggerang
Mardalis. 2010. Metode Penelitian Pendekatan Proposal. Cet.
12. Bumi Aksara: Jakarta
Sugiyono.2015. Metode Penelitian
Pendidikan. Alfabeta: Bandung
[1] Mardalis, Metode Penelitian
Pendekatan Proposal cet, kedua belas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), Hlm. 25.
[2]
Benny Kurniawan,
Metodologi Penelitian,(Tanggerang: Jelajah Nusa, 2012), Hlm. 31
[3] Mardalis, Metode Penelitian
Pendekatan Proposal cet, kedua belas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), Hlm. 27-28.
[4] Hadari Nawawi
dan Mimi martini, Penelitian Terapan cet. ketiga, (Yogyakarta: Gadhaj Mada
University Press, 2005), Hlm. 14-16.
[5]
Benny Kurniawan,Op.Cit.,Hlm.33.
[6]Mardalis, Metode Penelitian
Pendekatan Proposal cet, kedua belas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), Hlm. 28-29.
[7]
Benny Kurniawan,Op.Cit.,Hlm.33.
[8]DR. Suharsimi
Arikunto, Manajemen Penelitian. (Jakarta, PT. Rineka Cipta, 1995). Hal
309-310.
[9]DR. Suharsimi
Arikunto, Manajemen Penelitian. (Jakarta, PT. Rineka Cipta, 1995). Hal
310.
[10]Benny Kurniawan,Op.Cit.,Hlm.34.
[11] DR. Suharsimi
Arikunto, Manajemen Penelitian. (Jakarta, PT. Rineka Cipta, 1995). Hal
272.
[12]Dr. Sugiyono, Metode
Penelitian Pendidikan. (Bandung, Alfabeta, 2015). Hal 107-108.
[13]Ibid, hal 332.
[14]Dr. Sugiyono, Metode
Penelitian Pendidikan. (Bandung, Alfabeta, 2015). Hal 14.
[15]Ibid. Hal 15.
[16]Ibid. Hal
23-25.
Komentar
Posting Komentar